Nama : Wahyu Rahmadi
NPM : 27211338
Kelas : 3EB08
Cerpen
Perpisahan Kakak dan Adik
"Pencarian seorang Kakak untuk bertemu Adik kandungnya yang semenjak
kecil terpisah karena perceraian orang tuanya"
Nama ku "Fery", aku mempunyai saudara laki-laki yang bernama
"Rendi", kami dari kecil sudah terpisah karena perceraian yang
melanda keluarga kami, waktu ke jadian itu saya masih kecil sekitar umur 4
tahun dan adik saya berumur 2 setengah tahun, jadi kami pun masih belum mengerti
apa itu sebuah perceraian, dan saat itu kami berpisah, aku ikut dengan Ayahku
dan adikku ikut dengan Ibuku, setelah itu sayapun sudah tidak pernah bertemu
dengan adikku.
Aku tinggal di daerah Bogor, suasananya lumayan bagus dan udaranya yang
begitu sejuk, waktu aku berusia 6 tahun aku bersekolah di sekolah yang
terbilang biasa saja, aku memiliki teman yang sangat baik namanya
"Ferdi", dia rumah nya hanya beberapa blok dari rumahku, kami selalu
bermain bersama-sama karena hanya dialah teman yang paling dekat dengan aku.
Waktu itu aku sangat gemar membaca buku cerita, sudah banyak koleksi bukuku
yang tertata rapi, hampir setiap hari si Ferdi main ke rumahku untuk membaca
buku koleksi aku, namun kadang kami hanya bermain apapun yang kami senangi.
Aku terbilang anak yang pintar di sekolahku, karena aku slalu mendapatkan
ranking di sekolah aku dan teman ku si ferdi tak jauh beda denganku namun tetap
saja aku yang selalu setingakat lebih tinggi.
Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi polisi karena menurut aku polisi
itu terlihat gagah ketika berseragam, sejak itu aku selalu giat belajar untuk
menggapai cita-citaku kelak.
Lulus dari SD, aku melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di daerah tidak
jauh dari rumahku dan sahabatku si ferdi pindah keluar kota, saat itu akupun
tidak pernah lg bertemu dengan sahabatku si ferdi.
Perjalananku masih panjang untuk menggapai cita-citaku, dimulailah saat
akau duduk di bangku sekolah pertamaku, aku sangat bersemangat mengikuti
pelajaran hari ini, aku sangat senang sekali dengan kelasku yang sekarang ini,
karena teman-teman yang sekarang sangat baik hati kepadaku dan mereka begitu
baik dalam berperilaku.
Aku selalu mengikuti apapun yang di adakan oleh sekolah, waktu itu sekolah
kami sedang mengadakan lomba cerdas cermat, tanpa basa basi akupun mendaftar
untuk mengikuti perlombaan tersebut dan kebetulan dalam setiap kelas harus ada
perwakilannya dan sayalah perwakilan dari kelas saya itu, saya satu team dengan
teman saya yang bernama "Heri", di cukup pandai orangnya dan di begitu
kreative
Di mulailah perlombaan tersebut, hari itu ada 3 team dari 6 team lalu dari
6 team tersebut di bagi 3 untuk setiap grup mencari juara di masing-masing
grup, tak beberapa kemudian team akupun memenangkan perlombaan pada perlombaan
pertama, dan pada grup lainnya pun sudah ada pemenangnya dan kemudian akan di
lombakan kembali untuk memperebutkan juara pertama.
Saat itu ketika di mulainya perlombaan kami sangat bersemangat untuk
memenangkan perlombaan tersebut, point kami hanya sedikit perbedaannya,
pertanyaan terakhir sangan menentukan kemenangan team aku, dan ternyata aku
bisa menjawab pertanyaan terakhirnya dan akhirnya team akupun memenangkan
perlombaan tersebut, aku sangat senang karena team aku bisa memenangkan
perlombaan tersebut.
Guru saya sangat senang ketika team kami menang dan hal itu sangat
membanggakan bagi kelas saya, ketika semuanya selesai kamipun beraktivitas seperti
biasanya, mulailah ngajar mengajar di lakukan, aku selalu fokus dalam belajar
karena aku ingin menggapai cita-citaku sampai tercapai,
Aku tebilang anak yang pandai, aku selalu mengerjakan tugas-tugasku dan aku
tidak pernah menganggap mudah dalam hal apapun karena hal yang terbilang mudah
membuat kita sombong di mata seseorang, setelah itu beberapa tahun kemudian
menjelang ujian akihir sekolah saya semakin giat lagi belajar dan tiada hari
tanba menbaca.
Ujianpun di mulai, aku dalam mengerjakan soal selalu sangat teliti karena
aku ingin mendapatkan nilai yang maksimal dan tinggi, beberapa hari berlalu dan
ujianpun berakhir, aku tinggal menunnggu hasil ujianku nnti.
Ketika hari di mana pengumuman lulus, saya sangat tidak tenang sebelum
mengetahui hasilnya dan tidak lama kemudian hasilnyapun keluar dan ternyata aku
lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
Setelah itu akupun melanjutkan sekolahku di Sekolah Menengah Atas lumayan
jauh dari rumahku, aku pertama kali duduk di bangku sekolah menengah atas begitu
sangat berbeda dengan sebelumnya ,mungkin karena aku yang sudah beranjang
dewasa dan mulai mengerti apa itu kehidupan.
Aku menjadi sangat ingin semua keinginanku tercapai dan akupun semakin
ingin cepat lulus dan ingin menjadi polisi.
Semakin dewasa aku semankin teringat akan kenangan masa kecilku dulu, aku
teringat kalau aku mempunyai saudar laki-laki yang bernama "Rendi",
aku berfikir bagaimana keadaan ibuku dan adikku sekarang,
Aktivitasku selalu mengingqt mereka dan aku sangat ingin bertemu dengan mereka,
aku sangat merindukan mereka.
Aku akan mencari mereka sampai kapanpun.
Di tahun ke3 setelah kelulusanku di sekolah menengah atas aku mendaftarkan
diri di kepolisian, tes demi tes aku jalani dengan baik, kesulitan apapun aku
slalu pantang menyerah dan beberapa hari kemudian akhirnya akupun di terima di
kepolisian tersebut.
Semenjak itu dalam tugas maupun tidak, aku selalu mencari informasi tentang
keadaan mereka.
Tidak lama kemudian aku mengetahui bahwa ibuku sudah tiada, sungguh sangat
sedih aku mendengarnya, aku begitu sangat kehilangan, ibu yang lama tidak
bertemu namun kini sudah tiada, membayangkan wajah ibu sungguh pedih rasanya
karna kehilangannya.
Namun aku akan tetap mencari keberadaan Adikku "Rendi", aku
mendapat informasi bahwa Adikku adalah seorang buronan penjahat yang di panggi
dengan nama baron, aku sangat kaget mendengarnya.
Lantas aku segera mencari keberadaannya dan dalam sebuah laporan tentang
keberadaan Adikku, aku langsung segera berangkat dengan anggota yang lainnya
untuk mencarinya, sesampainya di tempat di mana Adikku itu berada aku langsung
mencarinya dan tidak lama kemudian aku melihat laki-laki yang berlari ketika
kami datang dan langsung saja kami mengejarnya secara berpencar dengan di
persenjatai pistol.
Aku berlari mengerjarnya dan di suatu tempat di perumahan kosong aku dapat
mengejarnya dan aku menodongkan senjata me arahnya, sambil aku berkata
"barooonnn" dan dia berhenti, lalu aku berkata "sudahkah kau
lupa denganku "Rendi" "lalu dia melihatku dan dengan wajah yang
sedih, dia berkata "kak Fery" dan tidak di duga-duga ada anggota
polisi yang menembaknya tepat bagian dadanya, lalu akupun berlari dan menangkap
saat adikku jatuh, sambil menangis aku teriak "TIDAAAAAKKKKK" adikku
berkata "ibu akan bangga dengan apa yg kakak telaha capai" lalu aku
terdiam menangis dan berakhirlah hidup adikku.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar