Burukkah Kita
Sebagai Tetangga?
Beruntunglah
jika kita mendapat tetangga yang baik. Apa saja ciri-ciri tetangga yang baik
dan yang jelek? Semoga kita tidak termasuk tetangga yang berperangai jelek dan
semoga senantiasa Allah mudahkan untuk menjadi tetangga yang baik.
Imam Al
Bukhari membawakan beberapa hadits tentang manakah tetangga yang baik dan
tetangga yang jelek dalam hadits-hadits berikut ini.
51- Bab Orang yang Menutup Pintu dari Tetangganya -60.
[81/111]
Dari lbnu
Umar, ia berkata,
لَقَدْ أَتَى عَلَيْنَا زَمَانٌ - أَوْ قَالَ : حِيْنٌ-
وَمَا أَحَدٌ أَحَقُّ بِدِيْنَارِهِ وَدِرْهَمِهِ مِنْ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ،
ثُمَّ الآنَ الدِّيْنَارُ وَالدِّرْهَمُ أَحَبُّ إِلىَ أَحَدِنَا مِنْ أَخِيْهِ
الْمُسْلِمِ
"Telah
datang kepada kami (para sahabat) suatu zaman di mana seorang itu (merasa)
saudaranya sesama muslim lebih berhak untuk memiliki dirham dan dinar yang ia
miliki. Namun sekarang, dinar dan dirham lebih dicintai oleh salah seorang di
antara kita daripada saudaranya sesama muslim.
Saya telah
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
كَمْ مِنْ جَارٍ مُتَعَلِّقٍ بِجَارِهِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، يَقُوْلُ، يَا رَبِّ! هَذَا أَغْلَقَ بَابَهُ دُوْنِي، فَمَنَعَ
مَعْرُوْفَهُ!
"Berapa
banyak tetangga yang akan memegang tangan tetangganya di hari kiamat sambil
berkata, "Wahai Rabb-ku orang ini menutup pintunya dariku dan dia enggan
memberi apa yang ia miliki." (Hasan Lighairihi, yakni hasan dilihat dari jalur yang
lain) Lihat Ash Shahihah (2616): [Hadits ini tidak ada sedikitpun dalam Kutubus
Sittah]
52- Bab [Seorang Tidak Patut Merasa Kenyang Sedang
tetangganya Kelaparan -61
[82/112]
Dari
Abdullah ibnul Mishwar, ia berkata, "Saya pernah mendengar lbnu Abbas
meriwayatkan dari lbnu Zubair di mana dia berkata, "Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ، وَجَارُهُ
جَائِعٌ
'Seorang
yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar."
(Shahih) Lihat Ash Shahihah (149)
53- Bab Memperbanyak Kuah Untuk Dibagi di antara Para
Tetangga -62
[83/113]
Dari Abu
Dzar, ia berkata, "Kekasihku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
mewasiatkan kepadaku tiga perkara, yaitu,
اسْمَعْ وَأَطِعْ وَلَوْ عَبْدًا مُجَدَّعَ الْأَطْرَافِ
وَإِذَا صَنَعْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِنْ
جِيرَتِكَ فَأَصِبْهُمْ مِنْهَا بِمَعْرُوفٍ وَصَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا
فَإِنْ وَجَدْتَ الْإِمَامَ قَدْ صَلَّى فَقَدْ أَحْرَزْتَ صَلَاتَكَ وَإِلَّا
فَهِيَ نَافِلَةٌ
"Dengarkanlah
dan taatilah meskipun terhadap budak (jika dia menjadi pemimpin misalnya). Jika
engkau memasak perbanyaklah kuahnya kemudian lihatlah tetanggamu yang memiliki
hubungan kekerabatan denganmu. Lalu berikanlah kuah itu kepada mereka dengan
cara yang baik. Dirikanlah shalat pada waktunya. Jika engkau menjumpai imam
telah melaksanakan shalat maka engkau telah menjaga shalatmu. Jika belum, maka
[shalat yang engkau kerjakan bersama imam] itu terhitung sebagai nafilah
(shalat sunnah).
Dalam suatu
riwayat hadits ini tercantum dengan lafazh,
ياَ أَباَ ذَرٍّ إِذَا طَبِخْتَ مِرْقَةً فَأَكْثِرْ
مَاءَ الْمِرْقَةِ، وَتُعَاهِدُ جِيْرَانَكَ، أَوِ اقْسِمْ فِي جِيْرَانِكَ
"Wahai
Abu Dzar, apabila engkau membuat suatu masakan, maka perbanyaklah kuahnya.
Kemudian undanglah tetanggamu atau engkau dapat membaginya kepada mereka."
[Hadits nomor 114 pada kitab asli]. (Shahih) Lihat Zhilalul Jannah (1052), As Silsilah Ash
Shahihah (1368): [Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 142-143.
Muslim: 5-Kitab Al Masaajid, hal. 239]
54- Bab Tetangga Terbaik -63
[84/115]
Dari
Abdullah ibnu 'Amru ibnul 'Ash dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda,
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ
لِصَاحِبِهِ، وَخَيْر الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ [تَعَالَى] خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ
"Teman
terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam berinteraksi dengan
temannya. Dan tetangga terbaik di sisi Allah adalah mereka yang terbaik dalam
berinteraksi dengan tetangganya." (Shahih) Lihat Ash Shahihah (103):
[At Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 28-Bab Maa Jaa-a fi Haqqil Jaar]
55- Bab Tetangga yang Shalih -64
[85/116]
Dari Nafi'
ibnu 'Abdil Harits berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ سعَاَدَةِ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ: الْمَسْكَنُ
الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ
"Di
antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga
yang shalih dan kendaraan yang tenang." (Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur
lainnya) Lihat Ash Shahihah (282)
56- Bab Tetangga yang Jelek -65
[86/117]
Dari Abu
Hurairah, ia berkata, "Salah satu doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam adalah,
اللّهُمَّ! إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ
فِي دَارِ الْمُقَامِ فَإِنَّ جَارَ الدُّنْيَا يَتَحَوَّلُ
'Allahumma
inni a'uuzubika min jaaris-su`i fi daaril-muqaam fa inna jaarad-dun-ya
yatahawwal.' [Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di akhirat karena
tetangga di dunia akan senantiasa berubah-ubah]." (Hasan) Lihat Ash
Shahihah (1443): [An Nasa'i: 50-Kitab Al Isti'adzah, 42-Bab Al Isti'adzah min
Jaaris Suu']
[87/118]
Dari Abu
Musa, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
لا تقوم الساعة حتى يقتل الرجل جاره وأخاه وأباه
"Hari
kiamat tidak akan terjadi sampai seseorang membunuh tetangga, saudara atau
ayahnya." (Hasan) Ash Shahihah (3185)
57- Bab Tidak Boleh Mengganggu Tetangga -66
[88/119]
Dari Abu
Hurairah, ia berkata, "Ada seseorang bertanya pada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam,
ياَ رَسُوْلَ اللهِ ! إِنَّ فُلاَنَةَ تَقُوْمُ
اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِيْ
جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟
'Wahai
Rasulullah, si fulanah sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa
sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya
sering mengganggu tetangganya."
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab,
لاَ خَيْرَ فِيْهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
"Tidak
ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka."
Para sahabat
lalu berkata,
وَفُلاَنَةُ تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُصْدِقُ
بِأَثْوَارٍ ، وَلاَ تُؤْذِي أَحَداً؟
"Terdapat
wanita lain. Dia (hanya) melakukan shalat fardhu dan bersedekah dengan gandum,
namun ia tidak mengganggu tetangganya."
Beliau
bersabda,
هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
"Dia
adalah dari penduduk surga." (Shahih) Lihat Ash Shahihah (190)
[89/121]
Abu Hurairah
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ
بَوَائِقَهُ
"Seorang
yang senantiasa mengganggu tetangganya niscaya tidak akan masuk surga." (Shahih) Lihat As Silsilah Ash
Shahihah (549): [Muslim: 1-Kitabul Iman, hal. 73]
Disusun di
Panggang-GK, 2 Rabiul Awwal 1430 H
(rumaysho.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar