PENGARUH CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA PADA
TAHUN 2005 DAN 2006)
Abstract
The
purpose of this research is to test the effect of CSR on firm financial and
market performance. This research is motivated by the fact that there is a
lower level of activities of CSR and its disclosure and also mixed results from
previous research.
This
research used Corporate Social Disclosure Index (CSDI)
as a measure of CSR disclosure, based on
indicators from Global Reporting Initiatives (GRI). The samples of this
research are 77 public firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) year
2005 and 2006
Relatively
lower score of CSDI shows that CSR disclosure in firms’ annual report is still
low. This may due to there is still no mandatory rules regarding CSR disclosure
in Indonesia
and the lack of firms’ awareness of the importance of CSR and its disclosure in
annual report. Test results show that CSR disclosure have positive and
significant effect on Return on Equity as a measure of financial performance,
but CSR disclosure do not has significant effect on cumulative abnormal return
(CAR) as a measure of market performance.
Keywords: Corporate Social Responsibility; Return on Equity;
Cumulative Abnormal Return
1. Pendahuluan
Corporate social
responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak
hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders),
tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis,
yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan.
Global Compact Initiative (2002)
menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan
bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan
orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho,
2007).
Di Indonesia, kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan
tersebut diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun
2007, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan
melihat kinerja keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan
Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual
tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan
informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Sarana
tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting).
Dalam
penelitian Balabanis, Phillips, dan Lyall (1988) ditunjukkan bahwa pengungkapan
CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang listing di London Stock
Exchange berkorelasi positif dengan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan. Namun, hipotesis mengenai ’etika investor’ menunjukkan bahwa pasar
modal cenderung tidak tertarik terhadap aktivitas CSR yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan tersebut, hal ini terbukti secara empiris dimana
pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat secara
empiris apakah corporate social responsibility
disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar
perusahaan. Sedangkan kontribusi dari
penelitian ini adalah untuk memberikan pertimbangan
dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan agar lebih meningkatkan tanggung jawab
dan kepeduliannya pada lingkungan sosial, serta memberikan gambaran mengenai pentingnya
tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti pengesahaan
UU PT, dengan mewajibkan semua perusahaan lain di Indonesia untuk melaksanakan
tanggung jawab sosialnya.
2. Telaah Literatur dan Pengembangan
Hipotesis
Banyak literatur yang menegaskan bahwa aktivitas CSR yang tertuang dalam
pengungkapan sosial perusahaan berpengaruh dan memiliki hubungan positif dengan
kinerja perusahaan. Dalam penelitian empiris,
beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan hal ini dalam berbagai
perspektif yang berbeda. Peneliti-peneliti tersebut antara lain adalah
Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998),
Heal dan Garret (2004), Siegel dan Paul (2006), Fiori, Donato, dan Izzo
(2005), serta Finch (2005). Penelitian tersebut menggunakan proksi-proksi
tertentu untuk mengukur CSR dan mendapatkan hasil yang beragam pula.
Balabanis,
Phillips, dan Lyall (1998), menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan
positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross
profit to sales ratio/GPS), tetapi berhubungan negatif dengan return on capital employed (ROCE). Hasil
lainnya yang lebih kontras adalah bahwa reaksi pasar modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan (GPS) yang melakukan pengungkapan CSR dengan baik adalah
negatif, sehingga pengungkapan CSR dianggap lebih bermanfaat bagi stakeholder lainnya.
Penelitian Heal dan
Garret (2004), menunjukkan bahwa aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada
manajemen risiko dan memelihara hubungan yang dapat memberikan keuntungan
jangka panjang bagi perusahaan. Sedangkan Penelitian Siegel dan Paul (2006), menunjukkan
bahwa aktivitas CSR memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap
efisiensi, perubahan teknikal, dan skala ekonomi perusahaan.
Dalam studi literatur yang dilakukan oleh Finch (2005), dikatakan bahwa
motivasi perusahaan menggunakan sustainability
reporting framework adalah untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen dalam
mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada para stakeholder, seperti perbaikan kinerja keuangan, kenaikan dalam competitive advantage, maksimisasi
profit, serta kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Selain itu, menurut McGuire dkk (1998), dalam Balabanis, Phillips, dan
Lyall (1998), aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti dapat
meningkatkan reputasi, sehingga memperbaiki hubungan dengan pihak bank,
investor, maupun lembaga pemerintahan, dan dari perbaikan hubungan tersebut
tercermin pada keuntungan ekonomi perusahaan.
Dengan demikian, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H1: Pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) berpengaruh positif
terhadap ROE perusahaan satu tahun ke depan (ROEt+1).
Dalam melakukan investasi di pasar modal, baik dalam
bentuk saham, obligasi, ataupun bentuk investasi lainnya, investor yang
rasional umumnya melakukan serangkaian analisis tentang investasi yang akan
dilakukannya. Khusus untuk investasi dalam saham, biasanya investor akan
melakukan analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental menggunakan
informasi yang berasal dari pergerakan earnings,
prospek dividen, tingkat suku bunga yang diharapkan serta evaluasi risiko
perusahaan dalam menentukan harga saham. Sedangkan analisis teknikal
menggunakan pola pergerakan (trend)
harga saham dalam mengestimasi harga saham (Bodie dkk (2002), dalam Junaedi
(2005)).
Laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan
bagi para investor dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi
di dalam suatu perusahaan atau tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh
pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang
pada gilirannya juga akan berdampak pada volume saham yang diperdagangkan dan return (Junaedi, 2005).
Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007),
perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif
oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode
ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang
buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut
dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang
semakin menurun dari tahun ke tahun. Dengan demikian, hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah:
H2: Pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) berpengaruh positif
terhadap abnormal return.
- Metodologi Penelitian
3.1 Model
Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan model regresi berganda
sebagai berikut:
§
Model Pertama
|
§
Model Kedua
|
Dimana:
ROE : Return on Equity
CAR
: Cumulative
Abnormal Return
CSDI
: Corporate Social
Disclosure Index berdasarkan
indikator GRI
LEV : Rasio ungkitan (leverage) perusahaan
SIZE : Ukuran perusahaan
BETA : Beta pasar perusahaan (beta
koreksi)
GROWTH : Kesempatan
pertumbuhan
UE : Unexpected Earnings
b0 - b2 : Koefisien
yang diestimasi
e it : error term
i : 1,2,..., N
t : 1,2,..., T
dimana N:
banyaknya observasi dan T: banyaknya waktu
3.2
Operasionalisasi Variabel
3.2.1
Variabel Independen: Corporate Social
Disclosure Index (CSDIt)
Informasi mengenai Corporate Social Disclosure Index (CSDI)
berdasarkan GRI yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website www.globalreporting.org. GRI
terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai
dasar sustainability reporting. Mengingat
masih sedikitnya perusahaan di Indonesia
yang melaporkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam bentuk sustainability reportin), maka
penelitian ini pun terbatas hanya pada data-data yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan. Hal ini juga agar tidak terjadi kesenjangan antara
perusahaan yang sudah membuat sustainability
reporting dengan perusahaan yang belum membuatnya.
Penghitungan CSDI dilakukan dengan menggunakan
pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian
diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa
dkk (2005), dalam Sayekti dan Wondabio (2007)). Selanjutnya, skor dari setiap item
dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut (Haniffa dkk (2005), dalam
Sayekti dan Wondabio (2007)):
Dimana:
CSDIt
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj : jumlah item untuk
perusahaan j, nj = 79
Xij : 1 = jika item i
diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0 < CSDIt < 1
3.2.2 Variabel Dependen
3.2.2.1 ROE satu tahun ke depan
Perusahaan
dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap
dapat bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Kinerja
perusahaan pada akhir periode harus dievaluasi untuk mengetahui perkembangan
perusahaan dan melihat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya
dalam persaingan yang seringkali juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
yang bersangkutan (Martono, 2002). Dalam penelitian
ini ROEt+1 dihitung
dengan rumus net income/equity untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan.
3.2.2.2 CAR
CAR dihitung dengan menggunakan market-adjusted
model yang menganggap bahwa penduga yang
terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks
pasar pada saat tersebut, sehingga tidak perlu menggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi
adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2007). Dengan demikian,
abnormal return dalam penelitian ini dihitung dengan cara mengurangi return
saham perusahaan dengan return indeks pasar pada periode yang sama
(Widiastuti (2002), dalam Sayekti dan Wondabio (2007)).
Abnormal
return (ARit) diperoleh melalui dua tahap. Tahap pertama
merupakan selisih dari return aktual
(Rit) yang kemudian dikurangi dengan return market (Rmt) yang diperoleh dari tahap
kedua.
Dimana:
ARit
: Abnormal return untuk
perusahaan i pada hari ke-t.
Rit : Return harian
perusahaan i pada hari ke-t.
Rm :
Return indeks pasar pada hari ke-t.
IHSIt :
Indeks harga saham individual perusahaan i pada waktu t.
IHSIt-1: Indeks harga saham individual
perusahaan i pada waktu t-1.
IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu
t.
IHSGt-1: Indeks Harga Saham Gabungan pada
waktu t-1.
Perhitungan
CAR (cumulative abnormal return) untuk masing-masing perusahaan
merupakan akumulasi dari rata-rata abnormal return selama periode 12
bulan (satu tahun) yang berakhir pada tanggal 31 Maret, dengan menggunakan
rumus berikut ini:
CAR it
=
Dimana:
CAR
it : Cumulative Abnormal Return
Prosedur Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, terutama
untuk data laporan keuangan dan annual
report perusahaan sampel pada tahun 2005 dan 2006, juga Website BEI (www.idx.co.id).
Populasi
dan Sampel
Metode pemilihan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive judgement sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan
tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah:
sampel merupakan perusahaan publik yang tercatat di BEI pada tahun 2005 dan
2006, dimana laporan tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia
secara lengkap, baik secara fisik maupun melalui website, dan khusus untuk data sampel tahun 2006, terdiri dari
perusahaan yang telah me-release laporan
keuangan tahun 2007 pada website www.idx.co.id per tanggal 10 April 2008.
Dalam proses pemilihan data,
beberapa perusahaan terpaksa harus dikeluarkan karena masalah yang berkaitan
dengan kelengkapan informasi, sehingga total sampel akhir menjadi 77 perusahaan
(27 perusahaan untuk tahun 2005 dan 50 perusahaan untuk tahun 2006).
4. Analisis dan Hasil Penelitian
4.1
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis
statistik deskriptif penelitian ini disajikan pada Tabel 4.1. Variabel dependen model pertama yaitu ROEt+1
(sebagai proksi untuk pengukuran kinerja perusahaan dengan lag +1) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.0831. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja keuangan perusahaan sampel sangat
beragam, tergantung pada jenis usaha/industri, ataupun faktor lain (misalnya
faktor ekonomi) yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Sedangkan variabel dependen untuk model kedua yaitu CARt
memiliki rata-rata (mean) sebesar
0.059397. Hal ini juga menunjukkan bahwa CAR
(sebagai proksi dari kinerja pasar) yang dimiliki oleh perusahaan sampel
nilainya sangat beragam, dan tergolong rendah.
Untuk
variabel independen yaitu CSDIt yang merupakan proksi dari tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan diukur dengan menggunakan 79 item indikator GRI (Global Reporting Inisiatif) memiliki nilai indeks rata-rata sebesar
0.123291 dengan standar deviasi 0.0436309. Nilai indeks rata-rata CSDI ini
menunjukkan bahwa tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan
tahunannya masih sangat rendah. Hal ini sesuai dengan kondisi di Indonesia
bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan masih bersifat sukarela,
sehingga mereka tidak terlalu memfokuskan perhatiannya untuk melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Untuk
variabel lainnya, yaitu leverage (LEVt+1),
baik pada pada model pertama maupun model kedua, menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menggunakan proporsi hutang
yang lebih besar dibandingkan dengan modal sendiri dalam pendanaan
investasinya. Size
(SIZEt+1) yang diukur dengan log asset
menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
memiliki jumlah aset yang sangat bervariasi.
Variabel Growth (GROWTHt+1)
untuk model pertama penelitian yang diukur dengan pertumbuhan D Sales memiliki rata-rata sebesar 0.1234, artinya rata-rata pertumbuhan penjualan
perusahaan sampel pada tahun 2005 dan 2006 bisa dikatakan rendah, hal ini
mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi di Indonesia yang kurang kondusif untuk
berbisnis. Sedangkan Growth (GROWTH1t) untuk model penelitian kedua yang
diukur dengan pertumbuhan PBV memiliki
rata-rata sebesar 0.5394, artinya rata-rata pertumbuhan harga saham perusahaan
sampel lebih dari setengah nilai buku sahamnya.
Beta (BETAt) yang merupakan proksi dari risiko sekuritas memiliki rata-rata sebesar 0.082084.
Jika beta bernilai 1, maka perubahan return pasar sebesar x % secara rata-rata, akan merubah return sekuritas sebesar x % juga (besarnya perubahan return pasar sama dengan return sekuritas) (Hartono, 2007),
dimana β < 1 kurang berisiko dan β > 1 lebih berisiko. Dengan demikian, nilai rata-rata beta sebesar 8% (beta < 1), menunjukkan bahwa secara rata-rata risiko relatif
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata sektor usaha dalam kondisi
yang kurang stabil apabila dibandingkan dengan fluktuasi Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Sedangkan variabel unexpected
earnings (UEt) yang diukur dengan pertumbuhan laba per saham dan
diskalakan dengan harga saham awal tahun memiliki rata-rata sebesar 0.0191
dengan standar deviasi 0.20456 yang berkisar antara -0.58 sampai 1.03.
4.1.1 Analisis CSDI
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan 79 item
pengungkapan berdasarkan GRI yang terdiri dari indikator ekonomi (9 item), lingkungan (30 item), tenaga kerja (14 item), hak asasi manusia (9 item), sosial (8 item), dan produk (9 item).
Berdasarkan analisis statistik deskriptif di atas, diperoleh rata-rata indeks
CSDI dari 77 perusahaan sampel yang tercatat di BEI pada tahun 2005 dan 2006 hanya
sebesar 0.1233176 (indeks maksimum = 1).
Kecilnya angka rata-rata indeks CSDI ini dapat disebabkan karena
beberapa kemungkinan, pertama, perusahaan masih menggunakan pola pengungkapan
CSR yang sangat sederhana, hal ini disebabkan karena belum adanya peraturan
yang jelas, sehingga banyak perusahaan yang melaporkan informasi lingkungan dan
tanggung jawab sosialnya hanya sebagai bagian dari laporan tahunan, bukan/belum
dalam bentuk sustainability reporting (Darwin,
2007).
Gambar
4.1 menunjukkan proporsi tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indikator GRI. Perusahaan
yang menjadi sampel paling banyak melakukan pengungkapan CSR untuk aspek
ekonomi yaitu sebesar 40%, kemudian 23% untuk aspek tenaga kerja, 16% untuk
aspek produk, 11% untuk aspek sosial, 9%
untuk aspek lingkungan dan terendah untuk aspek hak asasi manusia yaitu hanya
sebesar 1%.
4.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik
dilakukan setelah mengeluarkan semua nilai yang dianggap outliers. Untuk model penelitian pertama, dari total jumlah sampel
awal sebanyak 77 perusahaan, yang tersisa untuk di running kembali adalah sebanyak 66 perusahaan sampel (jumlah outliers = 11 perusahaan). Sedangkan pada model penelitian kedua,
yang tersisa untuk di running kembali
adalah sebanyak 51 perusahaan sampel (jumlah outliers = 26 perusahaan).
Hasil uji multikolinieritas untuk kedua model
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, tidak ada masalah multikolinieritas
dalam penelitian ini. Sedangkan hasil
uji heteroskedastisitas (menggunakan Eviews
4), menunjukkan bahwa kedua model penelitian mengalami masalah
heteroskedastisitas (nilai probability
lebih kecil dari = 5%). Masalah ini diatasi dengan
menggunakan metode white (heteroscedasticity-corrected variances)
(Winarno, 2007). Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa
kedua model dalam penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.
4.3 Uji Hipotesis
4.3.1 Uji Hipotesis Model Pertama
Hasil
regresi untuk model penelitian pertama dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Berdasarkan
tabel tersebut, model regresi untuk model penelitian pertama adalah:
ROEt+1 = -0.27233
+ 1.000504 CSDIt – 0.00668 LEVt+1
+ 0.022789
SIZEt+1 + 0.011731 GROWTHt+1
Pada Tabel 4.9
diketahui nilai F-statistic memiliki Prob(F-statistic)
sebesar 0.000072 artinya Ho secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel CSDI, leverage,
size, dan growth terhadap
variabel ROEt+1. Pada Tabel 4.9 juga diperoleh nilai adjusted R2 sebesar
0.279325, artinya penelitian ini dapat
menjelaskan hubungan antara variabel CSDI, leverage,
size, dan growth dengan ROEt+1
sebesar 27,93%. Sisanya sebesar 72,07% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Variabel
CSDI memberikan nilai koefisien 1.000504, dengan tingkat probability sebesar 0, artinya secara statistik variabel CSDI
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROEt+1 (H1
diterima). Koefisien positif dalam penelitian ini menandakan bahwa aktivitas
CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak produktif yang
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Variabel leverage secara
statistik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROEt+1.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan menjadi kurang profitable, sehingga biaya tetap yang
harus ditanggung perusahaan lebih besar dari operating income yang dihasilkan dari hutang tersebut. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyani
(2003), yang menemukan bahwa leverage berpengaruh
negatif terhadap ROE.
Variabel size secara statistik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROEt+1.
Koefisien positif menandakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin besar ROEt+1. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa larger firm biasanya
lebih terdiversifikasi dalam hal jenis bidang usaha, sehingga risiko kegagalan
lebih kecil dibandingkan small firm. Dengan
demikian, perusahaan yang besar umumnya dapat menghasilkan future cash flow yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan
kinerja keuangannya di masa depan. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan
hipotesis penelitian Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998), yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Variabel growth secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROEt+1. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan yang merupakan
proksi dari growth mampu meningkatkan
keuntungan dan kinerja perusahaan.
4.3.2 Uji Hipotesis Model
Kedua
Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada Tabel 4.10, maka model kedua
untuk penelitian ini adalah:
CAR
t = -0,007 – 0,003 CSDI t + 0.000 LEV t + 0.001
SIZE t
- 0.009 BETA t + 0,005 GROWTH1 t + 0,003 UE t
Uji F untuk model penelitian kedua menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen (CSDI, leverage, size, beta,
growth, dan UE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(CAR). Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai F-statistic memiliki nilai Prob(F-statistic)
sebesar 0. Begitu juga dengan nilai adjusted
R2 sebesar 0,945, menunjukkan bahwa penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara variabel CSDI, leverage, size, beta, growth, dan UE dengan CAR sebesar 94,5%.
Sisanya sebesar 5,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Pada
Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel CSDI memberikan nilai koefisien
-0.003293 dengan signifikansi sebesar 0.7315, artinya variabel CSDI tidak
berpengaruh terhadap abnormal return perusahaan
(H2 ditolak). Dengan demikian, penelitian ini gagal membuktikan
bahwa perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan yang tinggi dalam
laporan keuangannya memiliki pengaruh terhadap kinerja pasar.
Hal
ini kemungkinan disebabkan karena: (1) isu mengenai CSR merupakan hal yang
relatif baru di Indonesia dan kebanyakan investor memiliki persepsi yang rendah
terhadap hal tersebut, (2) kualitas pengungkapan CSR tidak mudah untuk diukur;
umumnya perusahaan melakukan pengungkapan CSR hanya sebagai bagian dari iklan
dan menghindari untuk memberikan informasi yang relevan, dan (3) kebanyakan
investor berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan CSR dianggap berpengaruh
pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang.
Penelitian
Gelb dan Zarowin (2000), dalam Widiastuti (2002), menyatakan bahwa ungkapan
dalam laporan tahunan tidak membuat harga saham lebih informatif, karena
ungkapan dalam laporan tahunan tidak cukup memberikan informasi tentang prospek
perusahaan di masa mendatang. Hasil penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan Turdivant dan Ginter (1977), dalam Arlow dan Gannon
(1982), bahwa perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial dengan baik akan
menikmati kinerja pasar yang lebih baik.
Namun
demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Alexander dan Buchhloz (1978), dalam Sayekti dan Wondabio (2007), dimana
mereka juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara pengungkapan CSR
dengan stock market. Salah satu
kemungkinannya adalah respon pasar terhadap implementasi CSR yang dilakukan
oleh perusahaan tidak dapat secara langsung (immediate) mempengaruhi return,
akan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama.
Variabel leverage berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap CAR. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat leverage suatu perusahaan,
semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi perusahaan, yang berarti semakin
tinggi pula faktor ketidakpastian akan perusahaan, sehingga berpengaruh negatif
terhadap return. Selain itu,
perusahaan yang memiliki tingkat leverage
tinggi, namun tanpa mengimbanginya dengan aktivitas monitoring yang baik terhadap kreditur, kontrol yang kuat terhadap financial cash flow, serta kurang
mendisiplinkan para manajernya, maka akan direspon negatif oleh pasar, yang
pada akhirnya dapat memperburuk kinerja pasar (CAR). Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian Gertler dan Gilchrist (1994), dalam Putri
(2007), yang menyatakan bahwa tingkat hutang (leverage) perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Pengaruhnya bahkan lebih besar daripada variabel-variabel lainnya
seperti beta, kapitalisasi pasar, dan PBV.
Variabel size secara statistik
tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan tidak turut menentukan tingkat kepercayaan investor,
dimana semakin besar perusahaan, semakin mampu mengontrol kondisi pasar,
menghadapi persaingan ekonomi atau kurang rentan terhadap fluktuasi ekonomi
(Wahyudi, 2004), sehingga mengurangi ketidakpastian perusahaan. Dengan kata
lain, ukuran perusahaan bukan merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan investor untuk tertarik berinvestasi di dalam suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistio (2005), yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return.
Variabel beta sebagai proksi dari
risiko sekuritas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pasar perusahaan. Tidak signifikannya hasil penelitian ini mungkin disebabkan
karena rendahnya nilai variabel beta, yang
menunjukkan bahwa tidak adanya peningkatan aktivitas usaha pada perusahaan,
sehingga kurang diminati oleh investor. Dengan demikian, beta menjadi tidak berpengaruh terhadap harga ataupun return saham perusahaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Widiastuti (2002), yang menemukan
bahwa beta tidak berpengaruh
signifikan terhadap CAR.
Variabel growth secara statistik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Perusahaan yang memiliki
kesempatan tumbuh yang tinggi diharapkan akan memberikan profitabilitas yang
tinggi di masa depan, dan diharapkan laba lebih persisten. Dengan demikian
kinerja pasar (CAR) akan lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki growth opportunities (Scott, 2006).
Variabel unexpected earnings (UE)
secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return yang diterima investor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengumuman laba akuntansi (EPS) memiliki
kandungan informasi, sehingga menyebabkan reaksi pasar yang dicerminkan dari abnormal return. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarwoko (2007).
- Penutup
Kesimpulan
Bukti
empiris penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap
variabel ROEt+1 (sebagai proksi untuk kinerja keuangan perusahaan).
Artinya, aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terbukti memiliki dampak
produktif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung
jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang
dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan dan peningkatan
kinerja keuangan. Dalam model pertama penelitian ini semua variabel kontrol,
yaitu leverage (-), size (+), dan growth (+) secara
statistik berpengaruh signifikan terhadap ROEt+1.
Tetapi
bukti empiris penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa
tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif
terhadap variabel CAR (sebagai proksi untuk kinerja pasar perusahaan). Begitu juga dengan variabel kontrol beta dan size, secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR. Untuk variabel kontrol
lainnya, yaitu leverage secara
statistik bepengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR, sedangkan growth, dan UE
secara statistik positif dan signifikan mempengaruhi CAR.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa (1) isu mengenai CSR merupakan
hal yang relatif baru di Indonesia dan kebanyakan investor memiliki persepsi
yang rendah terhadap hal tersebut, (2) kualitas pengungkapan CSR tidak mudah
untuk diukur; umumnya perusahaan melakukan pengungkapan CSR hanya sebagai
bagian dari iklan dan menghindari untuk memberikan informasi yang relevan, dan
(3) kebanyakan investor berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan CSR
dianggap berpengaruh pada kinerja jangka menengah dan jangka panjang.
5.2 Implikasi dari Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan
CSR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan, menunjukkan tingkat akuntabilitas perusahaan,
meminimalisir risiko, melindungi image baik
perusahaan, dan sebagai alat analisis bagi investor dan kreditor. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk melakukan aktivitas
CSR dan pengungkapannya. Selain itu, investor juga diharapkan lebih menyadari
pentingnya isu CSR di masa depan, sehingga perusahaan mau melakukan aktivitas
CSR secara nyata dengan cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan
dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis tertentu. Dalam jangka panjang,
perusahaan dapat menikmati kinerja pasar yang baik dan pada gilirannya akan
dinikmati oleh masyarakat secara umum.
5.3 Keterbatasan Penelitian dan Saran
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
antara lain: 1) jumlah sampel kecil, yaitu 77 laporan tahunan perusahaan dari
388 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 dan
2006. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel
dan menggunakan data laporan tahunan yang paling mutakhir untuk dapat
menggambarkan kondisi yang paling terbaru. 2) Periode penelitian hanya 2 tahun,
sehingga hasil jangka panjang dari pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan diabaikan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan utuk
memperpanjang menjadi beberapa periode agar dapat memprediksi hasil penelitian
dalam jangka panjang. 3) Penelitian ini tidak membedakan jenis industri
perusahaan yang mungkin saja dapat mempengaruhi tingkat pengungkapan CSR dalam
laporan tahunan perusahaan, dan pengaruhnya terhadap kinerja ekonomi. Untuk
penelitian selanjutnya, disarankan untuk membedakan jenis industri perusahaan.
4) Penilain indeks CSDI berkisar antara 0 dan 1, sehingga penelitian ini tidak
memberikan kerincian informasi atas kualitas ungkapan yang disajikan
masing-masing perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk
menggunakan indeks pengukuran dengan bobot angka, misalnya skala 1-5 (skala likert). 5) Terdapatnya unsur
subyektifitas dalam menentukan indeks pengungkapan, karena tidak adanya suatu
ketentuan baku yang dapat dijadikan standar dan acuan, sehingga penentuan
indeks untuk indikator GRI yang sama dapat berbeda antar setiap peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia,
Luciana, dan Wijayanto, Dwi, “Pengaruh
Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic
Performance”, FEUI, The 1st
Accounting Conference, 7-9 September 2007.
Anggraini,
Fr. Reni Retno, “Pengungkapan Informasi
Sosial dan faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di
BEJ)", Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus 2006.
Anis,
Indrianita, “Pengaruh Pengumuman Dividen
terhadap Stock Return disekitar Tanggal Pengumuman : Pengujian Signaling
Hypothesis pada Bursa
Efek Jakarta”, Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Vol.3, No.1, 1 April 2003: 76-99.
Arlow,
Peter, Gannon, Martin J., “Social
Responsiveness, Corporate Structure, and Economic Performance”, Academy of Management Review, Vol.7, No.2, 235-241, 1982.
Balabanis, George, Phillips, Hugh C., Lyall,
Jonathan, “Corporate Social
Responsibility & Economic Performance in the Top British Companies: Are
They Linked ?”, European Business Review, Vol. 98, No.1, 1988, pp. 25-44.
Besar,
Dwitapoetra S, Hadad, Muliaman D, Wibowo, Satrio, “Beta Sektor sebagai Proksi Imbal Hasil dan Indikator Risiko di Pasar
Saham”, Research Paper Biro
Stabilitas Sistem Keuangan, 6/12/2004.
Bowen,
Howard R., Social Responsibilities of
The Businessman, New York:
Harper & Row, 1953.
Bursa Efek Jakarta, 2007, Indonesian Capital Market
Directory, Institute for Economic and
Financial Research.
Carroll,
Archie B., “CSR: Evolution of a
Definitional Construct”, Business
Society, 1999.
Chapple,
Wendy et. al., “CSR in Asia:
A Seven-Country Study of CSR Web Reporting”, 2005.
Darmawati,
Deni, Khomsiyah, Rahayu, Gelar, Rika, “Hubungan
Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8 No.1, Januari 2005, hal.
65-81.
Darwin,
Ali, “Akuntabilitas, Kebutuhan,
Pelaporan dan Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di Indonesia”, IAI-KAM, eBAR, Edisi 3, September-Desember 2006.
Darwin, Ali, “Jalan Panjang Audit Lingkungan”,
Akuntan Indonesia, 3 (1), 9-11, 2007.
Darwin, Ali, “Pentingnya Laporan Keberlanjutan”,
Akuntan Indonesia, 3 (1), 12-14,
2007.
Darwin,
Ali, “The 2nd Sustainability Enterprise Performance
Conference” (SEPC), September 2007.
Davis,
Keith, “Can Business Afford to Ignore
Social Responsibilities?”, California Management Review, 1960.
Drucker,
Peter F., The Practice of Management,
New York:
Harper & Row, 1954.
Drucker,
Peter F., “The New Meaning of Corporate
Social Responsibilities”, California Management Review, 1984.
Epstein, Marc J., Marie, “Sustainability in Action: Identifying and Measuring the Key
Performance Drivers”, Long Range Planning 34, pp.585-604, 2001.
Fajri M. P., Mohamad, 11 Maret 2006, ”Corporate Social Responsibility”, www.sinarharapan.co.id (dilihat pada tanggal 10 Nopember 2007).
Fidanza, Barbara, Vennuzi, Daniela, “Corporate Social Responsibility
& Value Creation Determinant & Mutual Relationship in a Sample of
European Listed Firm”, SSRN,
2007.
Finch,
Nigel, “The Motivations for Adopting Sustainability Disclosure”, MGSM
Working Papers in Management, Macquarie
University, Australia,
2005.
Fiori, Giovanni, Donato, Francesca di, Izzo, Maria
Federica, “Corporate Social Responsibility and Firms Performance, An
Analysis on Italian Listed Companies”, Luiss Guido Carli University,
Italy,
2007.
Friedman,
Milton, Capitalism
and Freedom, Chicago: University of Chicago
Press, 1962.
Gulo,
Yamotuho, “Analisis Efek Luas
Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan terhadap Cost of Equity Capital
Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 2, No.1, pp.45-62., April 2000.
Hartono, Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
Edisi 2007, FE-UGM, BPFE Yogyakarta.
Heal, Geoffrey, dan Garret, Paul, “Corporate
Social Responsibility, An Economic and Financial Framework”, Columbia Business School,
2004.
Hilman,
Masnellyarti, “Lingkungan Kita
Memprihatinkan”, Akuntan Indonesia,
3 (1), 16-19, 2007.
Hoesada, Jan, “Partisipasi Auditor LK dalam Tata Dunia Baru”, Akuntan Indonesia, 3 (1), 46-47, 2007.
IAI-KAM, “ISRA
2007”, The 2nd Sustainable Enterprise Performance
Conference (SEPC), Sept 2007.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, 1999.
Januarti, Indira, Apriyanti D, ”Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan”,
Jurnal MAKSI, Vol. 5 No. 2, Agustus
2005: 227-243.
Junaedi, Dedi, ”Dampak
Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap Volume Perdagangan dan
Return Saham: Penelitian Empiris terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat
di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember 2005,
Vol.2, No.2, pp.1-28.
Kasmadi, dan Susanto, Djoko, ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela
dalam Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan di Indonesia”, STIE YKPN, 2006.
Kurniawan, Teguh, ”Peranan Corporate Social Responsibility: Perspektif Administrasi
Publik”, FISIP-UI, 2007.
Maksum,
Azhar dan Kholis, Azizul, “Analisis
tentang Pentingnya Tanggung Jawab dan Akuntabilitas Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibilities and Social Accounting), Studi Empiris di
Kota Medan”, Media Riset Akuntansi,
Auditing dan Informasi, Vol. 3, No. 2 Agustus 2003: 101-132.
Martono,
Cyrillius, “Analisis Pengaruh
Profitabilitas Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang dan Intensitas
Modal Tertimbang serta Pangsa Pasar terhadap “ROA” dan “ROE” Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No.2, Nopember 2002:
126-140.
Marwata,
“Hubungan antara Karakteristik
Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Publik di Indonesia”, Jurnal ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No.
1, Maret 2006: 59-66.
McGuire,
Joseph W, Business and Society, New York: McGraw Hill,
1963.
Musta Ani, Salis, “Pengaruh Governance terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi pada Perusahaan Terdaftar di
BEJ 2004-2005)”, Program Studi Ilmu Akuntansi, FEUI, Jakarta, 2007.
Naimah, Zahroh, Utama, Siddharta,
“Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Koefisien
Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas: Studi pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Simposium
Nasional Akuntansi 9, Padang,
23-26 Agustus 2006.
Nasution,
Darmin, The 2nd
Sustainability Enterprise
Performance Conference (SEPC), September 2007.
Norpratiwi, Agustina M.V., “Analisis Korelasi Investment Opportunity
Set & Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)”, STIE
YKPN, 2006.
Nugrahanti, Yeterina Widi, ”Hubungan Antara Luas Ungkapan Sukarela
dalam Laporan Tahunan dengan Earnings Response Coefficient dan Volume
Perdagangan pada Saat Pengumuman Laba”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII No.2, September 2006.
Nugroho, Yanuar, 10 Nopember 2007, ”Dilema Tanggung Jawab Korporasi”, Kumpulan
Tulisan, www.unisosdem.org
(dilihat pada tanggal 16 Nopember 2007).
Pamularsih, Endang, “Pengaruh Likuiditas
(Bid-Ask Spread), Beta, dan Size terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta”, MMUI, Jakarta, 2001.
Prayoga, Hangga Surya, 28 Nopember 2007, “CSR: Sekilas Sejarah
dan Konsep”, http://donhangga.com/ (dilihat pada tanggal 26 Januari 2008).
Putri, Rinella, “Financial Constraint, Debt
Capacity, dan Return Saham”, Finance & Accounting Journal, 2007,
Vibiznews.com. (dilihat pada tanggal 19 April 2008).
Ria, Ni Made, Husnah, Nurul, “Pengaruh Dividen
Tunai dan Ukuran Perusahaan pada Industri Manufaktur terhadap Perilaku
Investor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Vol.3, No.2, pp.261-279, Desember 2006.
Yanto, Sri, “Akuntansi Hijau: Sarana Pendeteksi
Dini Bencana Lingkungan”, Akuntan
Indonesia, 3 (1), 23-26, 2007.
Sarwoko, Endi, ”Pengaruh Informasi Laba Akuntansi
(Earnings) terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham (Studi pada Perusahaan
LQ 45 di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal
Ekonomi Modernisasi, Vol.1, No.3, Oktober 2005.
Sarwono, Jonathan, Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14,
Yogyakarta: Penerbit: Andi, 2006.
Sethi,
S. Prakash., “Dimensions of Corporate
Social Performance: An Analytic Framework”, California Management Review, 1975.
Siegel, Donald S., dan Paul, Catherine J. M., “Corporate
Social Responsibility and Economic Performance”, Springer Science + Business Media, LLC, (J Prod Anal 26, p. 207-211), 2006.
Sihotang,
Parulian, “Sustainability Reporting:
Beyond Financial Reporting”, Warta JWC,
Vol. I/V/Januari 2007.
Sulistio,
Helen, “Pengaruh Informasi Akuntansi dan
Non Akuntansi terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan
Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta”,
Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Solo, 15 – 16 September 2005.
Sze
‘Kely, Fransisco, dan Knirsch, Marianna, “Responsible
Leadership and Corporate Social Responsibility: Metric for Sustainable
Development”, European Management
Journal, Vol.23, No.6, pp. 628–647, 2005.
Tunggal,
Wijaya, Amin, Business Ethics dan
Corporate Social Responsibility (Konsep dan Kasus), Harvarindo, 2008.
Tunggal,
Wijaya, Amin, Corporate Social
Responsibility (CSR), Harvarindo, 2008.
Wahyudi,
Sugeng, “Pengaruh Umur Perusahaan dan
Ukuran Perusahaan sebagai Assurance terhadap Return Awal Saham”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.6,
No.2, Agustus 2004, 209-234.
Wibowo,
Primadi, “Kaji Ulang Praktek CSR
Perbankan”, CSR Review, Media for Business & Community Development,
Desember 2007 – Januari 2008.
Widiastuti,
Harjanti, “Pengaruh Luas Ungkapan
Sukarela dalam Laporan Tahunan terhadap Earning Response Coefficient (ERC)”,
Simposium Nasional Akuntansi 5, Semarang, 5-6 September
2002.
Winarno, Wing Wahyu, Analisis
Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.
Wiyani, Wahyu, “Pengaruh
Aspek Struktur Finansial terhadap ROE (Studi pada Perusahaan Food &
Beverages yang Go Public di Bursa Efek Surabaya)”, Jurnal Penelitian, Vol. 14, No. 1, 2003.
Referensi Website
Business for Social
Responsibility, “Overview
of Corporate Social Responsibility”, dilihat pada tanggal 20 Januari 2008, http://www.bsr.org/CSRResources/IssueBriefDetail.cfm?DocumentID=48809
www.globalreporting.co.id
www.jsx.co.id
Tabel 4.1
Statistik
Deskriptif Model Pertama
ROEit+1 = b0 + b1 CSDIt + b2 LEVit+1 + b3 SIZEit+1 + b4 GROWTHit+1 + e it
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
ROE t+1
|
77
|
-6.35
|
2.42
|
0.0831
|
0.80846
|
CSDI t
|
77
|
0.0380
|
0.2532
|
0.123291
|
0.0436309
|
LEV t+1
|
77
|
-140.70
|
78.60
|
1.4740
|
18.79706
|
SIZE t+1
|
77
|
10.08
|
14.75
|
12.5969
|
0.85099
|
GROWTH
t+1
|
77
|
-5.16
|
3.53
|
0.1234
|
1.13556
|
Valid N (listwise)
|
77
|
|
|
|
|
Sumber: Hasil Olah SPSS 13.0.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Model Kedua
CARt
= b0 + b1
CSDIt
+ b2
LEVt
+ b3
SIZEt + b4
BETAt
+ b5
GROWTH1t + b6 UEt + et
|
N
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
CARt
|
77
|
-1.1143
|
1.1700
|
0.059397
|
0.2537052
|
CSDIt
|
77
|
0.0380
|
0.2532
|
0.123291
|
0.0436309
|
LEVt
|
77
|
0.13
|
78.60
|
3.4522
|
9.24403
|
SIZEt
|
77
|
10.03
|
14.43
|
12.5183
|
0.83521
|
BETAt
|
77
|
0.0354
|
0.1225
|
0.082084
|
0.0168354
|
GROWTH1t
|
77
|
-0.94
|
14.14
|
0.5394
|
1.87908
|
UEt
|
77
|
-0.58
|
1.03
|
0.0191
|
0.20456
|
Valid N
(listwise)
|
77
|
|
|
|
|
Sumber: Hasil Olah SPSS 13.0.
Tabel 4.3
Hasil
Regresi Model Pertama
ROEt+1 = βo + β1 CSDIt +
β2 LEVt+1 + β2 SIZEt+1 + β2 GROWTHt+1
+ e it
Variable
|
Coefficient
|
t-Statistic
|
Prob.
|
C
|
-0.27233
|
-2.07329
|
0.0424
|
CSDIt
|
1.000504
|
6.157629
|
0.0000***
|
LEVt+1
|
-0.00668
|
-2.34183
|
0.0225**
|
SIZEt+1
|
0.022789
|
2.201533
|
0.0315**
|
GROWTHt+1
|
0.011731
|
1.749113
|
0.0853*
|
Adjusted
R-squared
|
0.2793
|
|
|
F-statistic
|
7.2983
|
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.0001***
|
|
|
CSDIt= Corporate
Social Disclosure Index; LEVt+1=Leverage; SIZEt+1=Ukuran perusahaan; GROWTHt+1
= Kesempatan Pertumbuhan.
*** Signifikan pada = 1%
**
Signifikan pada = 5%
* Signifikan pada = 10%
Sumber
: Hasil Olah Eviews 4.
Tabel 4.4
Hasil
Regresi Model Kedua
CARt = βo + β1 CSDIt + β2 LEVt +
β3 SIZEt + β4 BETAt + β5 GROWTH1t
+ β6 UEt
Variable
|
Coefficient
|
t-Statistic
|
Prob.
|
C
|
-0.000703
|
-0.156749
|
0.8762
|
CSDIt
|
-0.003293
|
-0.345358
|
0.7315
|
LEVt
|
-0.000438
|
-17.67816
|
0.0000***
|
SIZEt
|
1.45E-05
|
0.042495
|
0.9663
|
BETAt
|
0.018081
|
0.892652
|
0.3769
|
GROWTH1t
|
0.005426
|
43.47322
|
0.0000***
|
UEt
|
0.004283
|
2.888343
|
0.0060***
|
Adjusted
R-squared
|
0.945854
|
|
|
F-statistic
|
146.5703
|
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.0000***
|
|
|
CSDIt = Corporate Social Disclosure Index; LEVt
= Leverage; SIZEt =
Ukuran perusahaan; BETAt = Beta Pasar (Beta Koreksi); GROWTH1t = Kesempatan Pertumbuhan; UEt
= Unexpected Earnings.
*** Signifikan pada = 1%
**
Signifikan pada = 5%
* Signifikan pada = 10%
Sumber : Hasil Olah Eviews
4.
Gambar 4.1
Proporsi Tingkat
Pengungkapan GRI
Sumber:
Hasil Olah Content Analysis.
Keterangan :
- Aspek Ekonomi (economic performance indicator )
- Aspek Lingkungan (environment performance indicator )
- Aspek tenaga kerja (labor practices performance indicator)
- Aspek hak asasi manusia (human rights performance indicator)
- Aspek sosial (social performance indicator)
- Aspek produk (product responsibility performance indicator)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar